Kujual Diriku Untukmu, Tuan Tang

Kebenaran yang Ada di Depan Mata (6) 



Kebenaran yang Ada di Depan Mata (6) 

0Zhao Ke mengambil ponsel di saku Rong Lei dan memasukkannya ke dalam tasnya.     
0

Tak lupa, dia menyeka sidik jarinya yang menempel pada pisau dengan tisu, dan juga menghapus semua jejak-jejak yang ditinggalkannya di kamar.     

Dia mengambil uang Rong Lei dan masuk ke dalam kamar lagi untuk menggeledah semua tempat, seolah telah terjadi perampokan di rumah ini.     

Setelah melakukan semua ini, dia melihat penampilan Rong Lei, yang terbaring bersimbah darah di sana. Senyuman dingin muncul di wajahnya.     

Inilah akibatnya jika dia berani menginjak-injak seorang Zhao Ke!     

Zhao Ke benar-benar sangat tenang. Dia mengambil ponselnya dengan santai dan menghubungi nomor Tang Zhiyuan. "Zhiyuan, teman-teman gengku mengajak pergi liburan ke Macau. Aku tidak akan pulang selama beberapa hari ke depan."     

Di ujung telepon, Tang Zhiyuan tidak peduli sama sekali. Lagi pula, dia juga sudah muak melihat Zhao Ke.      

Setelah menutup telepon, Zhao Ke mengenakan kacamata hitam dan menutupi wajahnya menggunakan syal sutra.     

Tetapi ketika dia membuka pintu, dia langsung tercengang. Beberapa pria berseragam berdiri di luar. Lencana yang tersemat di seragam mereka tampak begitu mencolok, hingga membuat matanya silau.     

Ekspresi kepala polisi itu sangat serius. "Kami menerima informasi bahwa kasus kriminal telah terjadi di sini. Nyonya, kami harus masuk untuk melakukan pemeriksaan, jadi Anda tidak bisa pergi sekarang."     

Zhao Ke menggerakkan bibirnya, tapi dia kehilangan suaranya. Dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.     

Setelah terdiam untuk waktu yang lama, dia baru berujar dengan terbata-bata, "Tidak… Ketika aku datang, semuanya… sudah terjadi."     

Dia tiba-tiba berteriak, "Pak polisi, ada pembunuhan di sini! Ya, pembunuhan! Ini sungguh mengerikan."     

Tangannya berusaha meraih orang itu dengan putus asa. Tampak ada rasa takut di matanya.     

Hanya saja, ketakutan ini datang dari dirinya sendiri.     

Polisi sudah sering melihat trik semacam ini. Dia menghempaskan tangan kurus Zhao Ke yang seperti ceker ayam ke samping, dan berkata kepada dua polisi pemula di sebelah, " Kalian awasi dia, dan yang lain ikut masuk bersamaku."     

Sebenarnya, sekarang sudah dapat dipastikan apa yang telah terjadi di sini. Wajah wanita ini membiru dan bengkak parah. Selain itu, udara dipenuhi bau darah bercampur aroma ambigu, aroma yang tercium setelah pria dan wanita bercinta.     

Ini adalah kasus pembunuhan yang disebabkan oleh perselisihan antara sepasang kekasih?!     

Polisi berjalan masuk. Zhao Ke berusaha melepaskan diri, tetapi tidak bisa. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, polisi itu berjongkok dan menyentuh tubuh Rong Lei.     

Sudah tidak bernapas. Hanya saja, tubuhnya masih hangat, belum dingin.     

Kepala polisi itu mengeluarkan ponsel dari dalam sakunya dan menghubungi kantor pusat. "Ada kasus pembunuhan di sini. Suruh bagian forensik untuk segera datang kemari. Alamatnya xxx."     

Dia memakai sarung tangannya lagi, lalu mengambil pisau dan menatap Zhao Ke, yang masih berada di pintu. Dia tersenyum ringan dan berkata, "Teknik penikamannya sangat kejam, sepertinya bagian jantung korban sudah hancur."     

Seluruh wajah wanita ini tampak babak belur dan bengkak. Namun, kalau dilihat lebih cermat lagi, wanita itu bukanlah sosok yang asing.     

Beberapa tahun yang lalu… kepala polisi masih ingat sebuah peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu.     

Peristiwa itu terjadi bertahun-tahun yang lalu, lebih dari 20 tahun yang lalu!     

Itu juga merupakan kasus penusukan orang sampai mati menggunakan benda tumpul seperti ini. Pria tua itu terkenal sebagai orang yang baik di kawasan jalan tua, tetapi dia ditikam sampai mati di tempat oleh sekelompok preman lokal.     

Pada saat persidangan, ada seorang gadis remaja… anak tiri laki-laki itu.     

Gadis itu sangat cantik, tetapi dia luar biasa tenang ketika memberikan kesaksian. Menurut pendapat kepala polisi pada saat itu, gadis tersebut berdarah dingin, atau memang dialah pembunuhnya.     

Namun, kasus tersebut akhirnya ditutup begitu saja tanpa ada penyelesaian, karena dalang dari para preman yang melakukan pembunuhan itu tidak dapat ditemukan, dan anggota mereka terlalu banyak.     

Wanita di depannya ini cukup mirip dengan gadis muda waktu itu. Yang paling mengejutkan, mereka bahkan seperti pinang dibelah dua     

Kepala polisi itu membuka celana Rong Lei. Dia memeriksa sebentar, dan langsung menutupi hidungnya.     

Ini sama… sama dengan kasus pembunuhan waktu itu!!     

Dia sudah tahu jawabannya di dalam hatinya, lalu menegakkan tubuhnya. Dia perlahan berjalan ke hadapan Zhao Ke. Dia sedikit membungkukkan tubuhnya, dan melihat wajah Zhao Ke dengan cermat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.